“Keluarga”
Entah kata itu sangat aku
bimbang dalam 3 tahun ini, tidak 5 tahun. Keinginanku menjadi psikoloh sebagian
besar karena kata ini. Aku benar-benar bingung.
Setelah aku balik dari
Serpong, rasa amarah terus muncul dalam diriku. Kangen? Iya. Kecewa? Iya. Ingin
kabur? Iya. Ingin jauh? Iya. Aku benar-benar anak yang tidak tahu terima kasih.
Aku benar-benar ingin
jauh dari ayah, ibu, dan masku sendiri hanya karena mereka selau bertengkar,
selalu berdebat, taka da yang mau mengalah, sampai-sampai aku harus menjadi
anak yang diam di rumah. Bahkan aku benar-benar merasakan ingin keluar dari
rumah. Rasa tentram, nyaman, bahagia, sudah tidak ada di rumah ini. Bahkan
orangtuaku benar-benar tak pernah mendengarkan aku apa mauku dan apa
keinginanku.mereka hanya bisa menasehati dan selalu memposisikan mereka benar.
Aku selalu berpikir,
kapan semua ini berakhir? Kapan orangtuaku mau mendengarkan semua keluh
kesahku? Kapan? Rasa ingin keluar dari rumah menjadi sangat besar. Kenapa aku
menginginkannya? Hanya karena jika berada di luar, rasa kangen itu lebih
membahagiakan dibandingkan bersama.
Tapi rasa itu sudah mulai
pudar hanya karena tadi malam.
Tadi malam pakde dan bude
datang dan karena mereka aku, mas, dan orangtua saling mengeluarkan unek2 tanpa
kami sadari. Dan aku senang rasa itu hilang perlahan-;ahan, ditambah lagi
sebelum aku menulis ini, aku melihat sebuah film tentang keluarga yang berjudul
“People Like Us” dan itu sangat menyadarkanku arti sebuah keluarga. Bahkan
sebenarnya arti itu tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata.
Ya Allah terima kasih
untuk semuanya <3
balqisshabrina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar