Kamis, 05 Juni 2014

Memaknai Kata 'Keluarga'

“Keluarga”

Entah kata itu sangat aku bimbang dalam 3 tahun ini, tidak 5 tahun. Keinginanku menjadi psikoloh sebagian besar karena kata ini. Aku benar-benar bingung.

Setelah aku balik dari Serpong, rasa amarah terus muncul dalam diriku. Kangen? Iya. Kecewa? Iya. Ingin kabur? Iya. Ingin jauh? Iya. Aku benar-benar anak yang tidak tahu terima kasih.

Aku benar-benar ingin jauh dari ayah, ibu, dan masku sendiri hanya karena mereka selau bertengkar, selalu berdebat, taka da yang mau mengalah, sampai-sampai aku harus menjadi anak yang diam di rumah. Bahkan aku benar-benar merasakan ingin keluar dari rumah. Rasa tentram, nyaman, bahagia, sudah tidak ada di rumah ini. Bahkan orangtuaku benar-benar tak pernah mendengarkan aku apa mauku dan apa keinginanku.mereka hanya bisa menasehati dan selalu memposisikan mereka benar.

Aku selalu berpikir, kapan semua ini berakhir? Kapan orangtuaku mau mendengarkan semua keluh kesahku? Kapan? Rasa ingin keluar dari rumah menjadi sangat besar. Kenapa aku menginginkannya? Hanya karena jika berada di luar, rasa kangen itu lebih membahagiakan dibandingkan bersama.

Tapi rasa itu sudah mulai pudar hanya karena tadi malam.
Tadi malam pakde dan bude datang dan karena mereka aku, mas, dan orangtua saling mengeluarkan unek2 tanpa kami sadari. Dan aku senang rasa itu hilang perlahan-;ahan, ditambah lagi sebelum aku menulis ini, aku melihat sebuah film tentang keluarga yang berjudul “People Like Us” dan itu sangat menyadarkanku arti sebuah keluarga. Bahkan sebenarnya arti itu tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata.


Ya Allah terima kasih untuk semuanya <3

balqisshabrina